Sellyrolita Syirli ega Mutia

Rabu, Desember 07, 2011

Jumlah Air Terbesar di Antariksa

0 komentar

ESO/M. Kornmesser
 
Jumlah air terbanyak di antariksa ditemukan dalam bentuk awan berumur 12 miliar tahun dan mengandung air 140 triliun kali jumlah seluruh air yang ada laut Bumi. Temuan oleh sekelompok astronom yang dipimpin Matt Bradford dari NASA ini menunjukkan bahwa air sudah ada sejak pembentukan alam raya.
Jumlah Air Terbesar di Antariksa
"Temuan ini membuat teori munculnya air satu milar tahun lebih dekat ke peristiwa 'Big Bang'," kata Alberto Bolatto dari University of Maryland. 

Astronom menemukan awan tersebut menggunakan dua teleksop yang berbeda--satu teleskop di Hawaii, lainnya di California. Saat pencarian, mereka sudah berteori bahwa uap air sudah muncul di awal-awal pembentukan jagat raya. Bagi mereka temuan ini bukan hal yang mengejutkan. "Ini cuma bukti lain," kata Bradford. Yang mengejutkan bagi mereka adalah ukurannya yang sangat besar.

Awan tersebut mengelilingi lubang hitam besar--disebut kuasar--yang dikenal dengan nama APM 08279+5255. Awan tersebar di lubang hitam dengan jarak beberapa ribu tahun cahaya. Temperatur di awan diperkirakan minus 53 derajat Celcius dan kepekatannya 300 triliun kali atmosfer Bumi.

Lubang hitam yang lokasinya 12 miliar tahun cahaya dari Bumi tersebut memiliki ukuran 20 miliar kali lebih besar dari matahari dengan energi yang jauh lebih besar pula.

Temuan uap air dalam jumlah besar yang mengelilingi APM 08279+5255 juga membuka pengetahuan baru tentang kuasar. "Tampaknya ada gas yang cukup banyak bagi lubang hitam sebelum lubang itu membesar enam kali lipat ukurannya sekarang. Kepastian hal tersebut akan terjadi masih belum jelas. Beberapa gas bisa terbentuk menjadi bintang atau malah terlontar dari kuasar," demikian dijelaskan dalam laporan yang diterbitkan Astrophysical Journal Letters. 

Apakah benda jatuh antariksa itu?

0 komentar

Benda jatuh antariksa adalah benda dari luar angkasa yang memasuki atmosfer bumi hingga ketinggian kurang dari 120 km. Ada yang terbakar habis di atmosfer akibat gesekannya dan ada juga yang sampai ke permukaan bumi. Awalnya benda jatuh antariksa hanya benda-benda alami seperti meteorit namun sejak dilakukannya peluncuran roket, benda jatuh antariksa dapat juga berupa benda buatan. Benda buatan yang jatuh ke bumi adalah bagian dari sampah antariksa karena tidak memiliki fungsi lagi.

Sampah antariksa semakin banyak
Meteorit berasal dari batuan di tata surya terdiri dari pecahan asteorid, komet, atau batuan tata surya lainnya. Secara umum batuan tata surya dinamakan meteoroid. Ketika memasuki atmosfer bumi dan membara, fenomena tersebut dinamakan meteor. Ketika bersisa mencapai permukaan bumi disebut meteorit. Waktu dan lokasi jatuh meteorit tidak bisa diperkirakan. Meteorit terkait dengan meteor sporadis (tak tentu waktunya). Selain meteor sporadis, kita juga mengenal hujan meteor yang waktu dan arah munculnya tertentu. Hujan meteor disebabkan oleh masukknya debu-debu sisa komet yang ukurannya kecil sehingga habis terbakar hanya dalam waktu beberapa detik saja.

Contoh sampah antariksa
Batuan dan debu antariksa (meteoroid) memasuki bumi lebih dari 25.000 ton per tahun dalam berbagai ukuran. Debu beru mikrometeoroid memasuki bumi tanpa proses terbakar, turun secara perlahan. Untuk batuan (termasuk yang kompisisi utamanya logam), semakin besar ukurannya semakin jarang masuk ke bumi. Untuk ukuran kecil, sekitar ukuran bola, rata-rata ada sekitar 500 meteorit yang jatuh per tahun. Luasnya bumi yang tidak berpenghuni (berupa lautan, hutan, atau gurun) menyebabkan sebagian besar meteorit jatuh tidak diketahui manusia.



Serangan Badai Matahari 2012 Mungkin Menyebabkan Bencana Besar

0 komentar

badai_matahari.
Badai Matahari
Menurut laporan website Inggris “New Scientist”, maksud dari badai matahari atau solar storm adalah siklus kegiatan peledakan dahsyat dari masa puncak kegiatan bintik matahari (sunspot), biasanya setiap 11 tahun akan memasuki periode aktivitas badai matahari. Ilmuwan Amerika baru-baru ini memperingatkan bahwa pada tahun 2012 bumi akan mengalami badai matahari dahsyat (Solar Blast), daya rusakanya akan jauh lebih besar dari badai angin “Katrina”, dan hampir semua manusia di bumi tidak akan dapat melepaskan diri dari dampak bencananya.

Badai Matahari Kuat pada 2012 akan Menyerang

Pada 22 September 2012 tengah malam, langit New York, Manhattan Amerika Serikat akan tertutupi oleh seberkas layar cahaya yang warna-warni.Di wilayah selatan New York ini, sangat sedikit orang yang dapat melihat fenomena aurora ini. Namun, perasaan menikmati indahnya pemandangan alam ini tidak akan berlangsung lama. Setelah beberapa detik, semua bola lampu listrik di wilayah tersebut mulai gelap dan berkedip tak menentu, kemudian sinar cahayanya dalam seketika tiba-tiba bertambah terang, dan cahaya bola lampu menjadi luar biasa terang. Selanjutnya, semua lampu mati. 90 detik kemudian, seluruh bagian Timur Amerika Serikat akan mengalami pemadaman listrik. Setahun kemudian, jutaan orang Amerika mulai mati, infrastruktur negara akan menjadi timbunan puing. Bank Dunia akan mengumumkan Amerika berubah menjadi negara berkembang. Pada saat yang sama, Eropa, China dan Jepang dan daerah lain atau negara juga akan sama seperti Amerika Serikat, berjuang dalam bencana sekali ini. bencana ini datang dari badai matahari atau solar storm yang dahsyat, terjadi pada permukaan matahari yang berjarak 150 juta km dari bumi.

Alat Deteksi Amerika Berhasil Mengambil Foto Badai Matahari

Mungkin cerita di atas kedengarannya mustahil, dalam keadaan normal matahari tidak akan bisa menyebabkan bencana besar seperti itu pada bumi. Namun, laporan khusus yang dikeluarkan oleh National Academy of Sciences, Amerika Serikat pada bulan Januari 2009 menyatakan bahwa bencana seperti ini sangat mungkin bisa terjadi. Studi tersebut disponsori oleh NASA. Dalam beberapa dekade, dalam perkembangan masyarakat manusia, peradaban Barat telah menanamkan bibit-bibit untuk kehancuran mereka sendiri. Cara hidup modern secara berlebihan yang sangat tergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi, secara tidak sengaja membuat kita lebih banyak terperangkap dalam suatu kondisi yang super berbahaya. Plasma balls yang dipancarkan dalam letusan permukaan matahari mungkin bisa menghancurkan jaringan listrik kita, sehingga mengakibatkan bencana dahsyat. Daniel Becker dari University of Colorado seorang ahli cuaca angkasa adalah pencetus laporan khusus dari Academy of Sciences Amerika Serikat, “Sekarang ini kita semakin dekat dengan kemungkinan bencana ini. Jika manusia tidak dapat mempersiapkan diri deng-an matang terhadap bencana badai matahari yang akan menimpa ini. Badai matahari ini mungkin akan memutuskan pasokan listrik umat manusia, sinyal ponsel, bahkan termasuk sistem pasokan air.”
Namun demikian, ada beberapa ahli yang menyatakan pandangan yang berbeda, mereka mempertimbangkan dampak badai matahari terutama terkonsentrasi di luar ruang angkasa, dan karena efek rintangan medan magnetik bumi dan atmosfir, pengaruh gangguannya tidak akan terlalu nyata terhadap kehidupan di bumi. Para ahli mengatakan, ketika aktivitas badai matahari aktif, akan terus menerus terjadi pembakaran dan peledakan pada sunspot, pada saat sejumlah besar sinar ultraviolet dilepaskan akan menyebabkan densitas lapisan ionosfir di atas angkasa bumi meningkat mendadak, menyerap habis energi gelombang pendek, sehingga gelombang pendek sinyal radio terganggu. Tetapi ponsel yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk transmisi sinyal radio tidak melalui lapisan ionosfir, sehingga pada umumnya dampak badai matahari terhadap komunikasi di permukaan bumi tidak akan signifikan. Secara teori, pada umumnya intensitas badai matahari tidak akan bisa menerobos perlindungan atmosfer dan medan magnetik bumi, hingga secara fatal mengancam spesies yang berada di bumi. Tetapi untuk badai matahari tahun 2012 para ahli khawatir mungkin menjadi pengecualian.

Mungkin Membawa Dampak Bencana Besar pada Bumi

Ilmuwan Amerika Serikat memperingatkan bahwa, pada 2012 badai matahari yang kuat di bumi akan membawa malapetaka besar pada manusia, yang akan mempengaruhi setiap aspek pada masyarakat modern sekarang. Para ahli yang mengeluarkan peringatan meng-atakan, dampak badai matahari pada bumi kemungkinan adalah “efek domino”. Coba pikirkan, bila jaringan listrik menjadi rapuh dan tidak stabil, hal-hal yang berhubungan dengan bisnis pasokan listrik juga akan menjadi korban: peralatan refrigeration berhenti, makanan dan obat-obatan yang tersimpan dalam ruang berpendingin dalam jumlah besar akan kehi-langan kondisi penyimpanan dan rusak; pompa tiba-tiba berhenti berfungsi, air minum pada masyarakat akan menjadi masalah. Selain itu, karena gangguan pada sinyal satelit, sistem posisi GPS akan menjadi sampah. Sebenarnya pada awal 1859 pernah terjadi kasus serupa, peledakan badai matahari saat itu bahkan me-ngakibatkan jaringan telegram terbakar rusak. Tentu saja sekarang ini di bumi sudah dipenuhi oleh fasilitas kabel dan nirkabel, tetapi fasilitas ini sulit menahan ujian badai matahari.
Ketika badai matahari kuat menyerang, umat manusia di bumi akan menghadapi dua masalah besar. Pertama, adalah tentang masalah jaringan listrik modern sekarang. Jaringan listrik modern sekarang pada umumnya menggunakan tegangan tinggi untuk mencakup daerah lebih luas, ini akan memungkinkan operasi jaringan listrik lebih efisien, Anda bisa mengurangi kerugian selama transmisi listrik, juga kerugian listrik karena produksi yang berlebihan. Namun, secara bersama ia juga menjadi lebih rentan terhadap serangan cuaca ruang angkasa. transmisi jaringan akan menjadi sangat rentan dan tidak stabil, atau bahkan mungkin menyebabkan terhenti secara total. dan ini hanya merupakan efek domino yang pertama, selanjutnya mungkin juga akan menyebabkan “lalu lintas lumpuh, komunikasi terputus, industri keuangan runtuh dan fasilitas umum kacau; pompa berhenti menyebabkan pasokan air minum terputus, kurangnya fasilitas pendingin, makanan dan obat-obatan sulit disimpan secara efektif. Para ilmuwan telah memperkirakan bila ada intensitas badai matahari kuat mungkin dapat menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi manusia, hanya pada tahun pertama saja kerugiannya mencapai 1-2 triliun dollar AS, sementara pemulihan dan rekonstruksinya diperlukan setidaknya 4-10 tahun
Isu yang kedua adalah tentang masalah sistem jaringan listrik yang saling ketergantungan yang dukungan kehidupan modern kita, seperti masalah air dan penanganan limbah, masalah infrastruktur logistik supermarket, masalah pengendalian gardu listrik, pasar keuangan dan lainnya yang tergantung pada listrik. Jika dua masalah digabung jadi satu, kita dapat dengan jelas melihat bahwa peristiwa kemungkinan muncul kembalinya badai matahari Carrington sangat mungkin akan menyebabkan bencana besar yang langka. Adviser laporan khusus dari National Academy of Sciences Amerika Serikat dan analis daya listrik industri John Kappenman menganggap “Bencana seperti ini dibandingkan dengan bencana yang biasa kita bayangkan secara total berlawanan. biasanya wilayah kurang berkembang rawan serangan bencana, namun dalam bencana ini, wilayah yang semakin berkembang lebih rentan terhadap serangan bencana.”

Manusia Belum Mempersiapkan Diri

Menghadapi kemungkinan bencana serius yang akan me-nimpa, Amerika Serikat dan seluruh umat manusia tidak segera merespon untuk mempersiapkan pekerjaan secara baik dalam menghadapi putaran badai matahari berikutnya. Becker me-ngatakan bahwa karena kemungkinan terjadinya skala besar badai matahari sangat kecil, “Seluruh masyarakat bahkan tidak menanggapinya, namun hanya memperhatikan masalah di hadapan mata”. Terhadap cuaca di bumi, para ahli cuaca dapat melacak badai yang akan menimpa selama beberapa hari ke depan, dan mengeluarkan peringatan yang sesuai kepada penduduk setempat, namun badai matahari atau cuaca ruang angkasa benar-benar berbeda. Backer mengatakan bahwa sekarang ini kita masih tidak dapat memprediksi secara akurat waktu dan kekuatan badai matahari, yang dapat diprediksi oleh saya dan rekan saya hanya jika sebuah badai matahari besar menyerang, kami secara mutlak tidak mampu menanganinya.”
Ini mirip dengan peringatan dini bencana angin topan dan manusia di bumi, dewasa ini umat manusia terutama tergantung pada prediksi dari siklus sunspot untuk memantau intensitas badai matahari serta dampaknya pada bumi. Yang dimaksud dengan sunspot adalah proses peningkatan dan pengurangan yang berarti dalam jumlah sunspot setiap 11 tahun. Siklus dihitung mulai dari aktivitas terendah sunspot pada matahari. Dalam masa aktif sunspot akan meningkat, badai matahari yang terjadi akan lebih banyak. Ketika badai matahari terjadi, partikel kecepatan tinggi serta aliran ion yang terbentuk oleh partikel bermuatan listrik yang dipancarkan secara besar-besaran oleh matahari akan berpengaruh terhadap lapisan medan magnit bumi, ionosfir serta kondisi atmosfir netral. Dalam masalah dampak bahaya badai matahari, lebih dari satu abad, orang-orang terus memantau kegiatan sunspot.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas permukaan matahari serta data bintik matahari siklus yang terjadi sebelumnya, para ilmuwan dari National Center for Atmospheric Research, NCAR, Amerika Serikat, berhasil mengembangkan sebuah model baru ilmu dinamika solar. Dengan model baru, para astronom dapat memberikan peringatan secara dini dari aktivitas sunspot matahari. Mereka berharap bahwa peringatan dini dapat membantu perusahaan-perusahaan listrik, para pengendali satelit dan aspek lainnya dalam beberapa hari atau bahkan tahun-tahun sebelumnya agar bisa bersiap-siap menghadapai kegiatan sunspot matahari. Menurut informasi, ketepatan model baru ini dapat mencapai akurasi 98%. Richard Enke dari National Science Foundation, Departemen Atmospheric Research Amerika Serikat mengatakan bahwa jika dapat secara dini memprediksi aktivitas badai matahari, orang-orang akan dapat dengan baik menanggulangi gangguan seperti komunikasi, kegagalan satelit, pemadaman listrik, serta ancaman terhadap astronot dan hal-hal la

Adakah Makhluk di Planet Kepler-22b

0 komentar
Kepler-22b, planet yang diprediksi berpotensi menampung kehidupan (space.com)VIVAnews -- Ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menguak keberadaan planet yang bisa mendukung kehidupan (habitable). Namanya, Kepler-22b. Ditemukan oleh teleskop luar angkasa Kepler.

Para ilmuwan terus mengkaji "kembaran Bumi" itu. Berdasarkan penelitian terbaru, Kepler-22b teridentifikasi besarnya dua kali ukuran bumi, dengan temperatur rata-rata 22 derajat Celcius.

Kepler-22b juga memiliki atmosfer yang bisa mendukung kehidupan. Nyaris sempurna, kecuali kekurangan yang ini: jaraknya terlampau jauh, 600 tahun cahaya dari Bumi.

Kepler 22-b adalah yang kali pertama disebut sebagai "super-Earth" yang diketahui terletak di zona habitasi, dengan bintang mirip dengan Matahari kita.

Dijuluki sebagai "Goldilocks Zone", lokasi di mana planet ini berada memiliki suhu yang cocok, yang memungkinkan eksistensi air di permukaannya.

Ini berarti, planet tersebut bisa memiliki benua dan lautan -- seperti halnya Bumi. Sebab, di mana ada air, di situlah kehidupan berada.

Ilmuwan yakin, Kepler-22b tak hanya sekedar bisa mendukung kehidupan, tapi juga mungkin, sudah ada kehidupan di sana.

"Penemuan ini mendukung keyakinan, bahwa kita hidup dalam alam semesta yang penuh sesak dengan kehidupan," kata Dr Alan Boss, dari Carnegie Institution for Science in Washington DC -- yang membantu mengidentifikasi planet ini dari data yang diperoleh oleh teleskop ruang angkasa Kepler, seperti dimuat Telegraph, 6 Desember 2011.

Seperti diketahui, teleskop Kepler yang diluncurkan NASA mengawasi 155.000 bintang -- untuk mencari keberadaan planet-planet layak huni.

Bintang di sekitar orbit Kepler-22b, berada di konstelasi Lyra dan Cygnus -- ukurannya lebih kecil dari matahari dan 25 persen lebih redup.

Planet tersebut mengorbit bintangnya dalam waktu 290 hari, dengan jarak 15 persen lebih dekat dari jarak Bumi ke Matahari.

Kepler-22b berada tepat di tengah zona habitasi bintang -- sebuah kondisi yang sempurna bagi kehidupan.

Sementara, dua planet lainnya yang mengorbit pada bintang yang lebih kecil dan lebih dingin dibandingkan Matahari -- baru-baru ini ditemukan di tepi zona layak huni mereka.Orbit mereka lebih mirip dengan  Mars dan Venus.

Laporan tentang penemuan tersebut akan dipublikasikan oleh Astrophysical Journal.

Dr Douglas Hudgins, ilmuwan program Kepler di markas NASA di Washington, mengatakan, "Ini adalah tonggak  untuk menemukan kembaran Bumi.

Ancaman nyata dari luar angkasa

0 komentar
Ancaman nyata dari luar angkasa adalah serbuan bakteri yang telah mengalami mutasi sehingga menjadi pembunuh ganas.Tahun ini, penelitian ruang angkasa memasuki usianya yang ke 50. Banyak temuan baru dan bidang keilmuan angkasa luar maju pesat. Bahkan dapat disebutkan jauh lebih pesat ketimbang penelitian kebumian. Berbagai ancaman dari luar angkasa juga dapat diperhitungkan, dianalisa dan dicari penangkalnya. Baik itu ancaman tumbukan dengan meteorit besar atau berbagai ancaman lainnya. Sejauh ini dalam benak orang awam, yang terbayangkan sebagai ancaman dari angkasa luar adalah monster-monster mengerikan, baik berupa sosok raksasa atau makhluk luar angkasa berkulit hijau berukuran manusia kerdil yang ganas dan haus darah. Akan tetapi, ancaman nyata yang sebenarnya adalah serbuan bakteri pembunuh. Penelitian yang dilakukan badan antariksa AS-NASA di luar angkasa menunjukkan, bakteri yang berasal dari Bumi di ruang tanpa bobot mengalami mutasi menjadi bakteri amat mematikan. Sejumlah film fiksi ilmiah sudah menggambarkan bagaimana dahsyat dan mengerikannya serbuan makhluk luar angkasa berukuran kecil, yang memusnahkan kehidupan umat manusia di Bumi. Sekarang fiksi ilmiah semacam itu sudah menjadi kenyataan. Bakteri Salmonella yang dibawa dari Bumi dalam misi wahana penerbangan ulang-alik ke luar angkasa pada tahun lalu, terbukti mengalami mutasi menjadi bakteri amat mematikan. Untuk ujicoba, bakteri salmonella itu dibungkus dalam kemasan tiga lapis tahan pecah, untuk mencegah bakteri amat mematikan itu lolos ke udara. Salmonella adalah bakteri berbentuk batang, yang memicu gejala keracunan makanan ditandai dengan buang air terus menerus pada manusia. Dalam kondisi normal, keracunan salmonella dapat diobati menggunakan antibiotika dan pemberian tambahan cairan elektrolyt. Tapi pada anak-anak atau kelompok risiko, bakteri salmonella dapat memicu penyakit berat hingga kematian. Penyakit berat yang ditimbulkan bakteri salmonella antara lain infeksi saluran pencernaan, typhus dan paratyphus. Dalam penelitian di luar angkasa, bakteri salmonella yang dibawa dikembangbiakan dalam kultur makanan. Setibanya kembali ke Bumi, bakteri salmonella yang dikembangbiakan di lingkungan tanpa bobot itu diujicoba pada tikus di laboratorium. Hasilnya, bakteri yang dibawa ke luar angkasa membunuh tikus percobaan jauh lebih cepat, dibanding tikus ujicoba yang mendapat infeksi salmonella yang berkembang biak di Bumi. Inilah skenario horror dari bakteri pembunuh dari luar angkasa.
Sekitar 150 sekuens gen dari salmonella yang dibawa ke ruang angkasa, terbukti jauh lebih aktiv dibanding gen salmonelle normal. Demikian diungkapkan pimpinan penelitian, Dr. Cheryl Nickerson dari Universitas Arizona; “Kita mengirim astronot lebih lama lagi ke luar angkasa dan semakin jauh dari Bumi. Dengan itu risiko penyakit infeksi lebih besar lagi.“Kekebalan Tubuh MelemahSeperti diketahui, dalam kondisi tanpa bobot sistem kekebalan tubuh manusia berfungsi lebih lemah ketimbang jika berada di Bumi. Artinya risiko untuk terinfeksi bibit penyakit juga menjadi lebih besar lagi. Bayangkan jika bakteri yang menyerang adalah dari jenis yang sudah mengalami mutasi, dengan tingkat fatalitas yang juga jauh lebih tinggi dari bakteri sejenis di Bumi. Di masa depan, ancaman kesehatan gawat semacam itu, akan semakin sering dihadapi para astronot dalam misi cukup lama di luar angkasa.Sejauh ini penelitian baru mencakup serangan bakteri, yang memang berasal dari Bumi dan terbawa ke luar angkasa. Belum diketahui, apakah di luar angkasa yang sulit diketahui batasnya itu, juga terdapat bakteri lainnya yang masih menunggu inang baru dari Bumi. Ancaman sejauh itu belum dibayangkan oleh Dr.Cheryl Nickerson. Akan tetapi, peneliti dari Universitas Arizona itu juga menarik sisi positiv dari temuan bakteri salmonella yang mengalami mutasi di luar angkasa. Nickkerson menjelaskan ; “Jika kita memanfaatkan pengetahuan dan sifat bakteri tsb, kita dapat memiliki kemungkinan pengembangan metode baru pengobatan dari penyakit yang ditimbulkannya, pembuatan obat-obatan baru atau bahkan vaksinnya.“ Penyebab mutasi bakteri itu, menurut Nickerson bukan kondisi tanpa bobot itu sendiri. Melainkan dampak kondisi tanpa bobot pada cairan di dalam sel. Akibat kondisi tanpa bobot di luar angkasa, mekanisme gesekan molekul dalam cairan sel berkurang. Selengkapnya baca di : http://tb2g.multiply.com/journal/item/36/Ancaman_nyata_dari_luar_angkasaSumber

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1710488-ancaman-nyata-dari-luar-angkasa/#ixzz1fuetgQmi

Bentuk Air Di Antariksa Bulat, Mengapa ?

0 komentar

Salah satu sifat dasar air adalah selalu mengikuti bentuk wadahnya. Gaya gravitasi Bumi-lah yang membuatnya selalu menyesuaikan dengan bentuk ruangan di sekitarnya. Namun, hukum fisika tersebut hanya berlaku di permukaan Bumi. Di antariksa, pengaruh gaya gravitasi memberikan efek berbeda terhadap air. Seperti astronot, satelit, dan objek apapun, air juga melayang jika berada di orbit Bumi.
Air, tidak akan mengikuti bentuk wadahnya dan akan selalu berbentuk bulat.Mengapa demikian?Benda-benda di sekitar Bumi tetap terpengaruhgaya gravitasi meskipun semakain kecil seiring jaraknya dengan Bumi. Jadi, istilah gravitasi nol sebenarnya kurang tepat.Yang terjadi sebenarnya, objek-objek tersebut jatuh ke Bumi namun sedikit demi sedikit dengan sudut kemiringan sangat kecil. Keadaan ini membuatnya kelihatan melayang dan dirasakan sebagai kondisi tanpa bobot.
Cairan yang melayang di antariksa memperoleh tekanan yang relatif sama dari lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan tegangan di permukaan air sama rata dan ikatan antarmolekulnya membentuk lapisan terluar yang elastis. Ikatan antarmolekulnya merata sama kuat sehingga bentuk yang paling efektif adalah berupa bulatan.
Lantas, bagaimana cara minum di luar angkasa jika airnya melayang-layang? Ya telan saja, karanagaya peristaltik tenggorokan dan lambung sanggup mengatasinya.

Sampah Antariksa

0 komentar

Langit adalah salah satu ciptaan Tuhan yang memiliki keindahan dan menyimpan sejuta keajaiban di dunia ini. Langit malam hari merupakan wujud kekayaan Tuhan yang ada di bumi ini. Hamparan bintang di langit menjadi salah satu pemandangan yang wajib kita nikmati. Di langit terdapat beraneka rupa benda langit. Benda langit merupakan objek yang sangat menarik untuk diteliti. Selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat, kita juga akan mendapatkan kesenangan tersendiri, menyaksikan kekuasaan Tuhan.
Benda langit dapat tercipta karena Tuhan yang menciptakannya, dan juga ada benda langit yang buatan manusia. Tidak hanya terdiri dari bulan, bintang, satelit, meteor, dan sebagainya. Tapi, ada benda langit yang tidak banyak dikenal dan dipahami kegunaan atau bahayanya oleh orang awam, yaitu sampah antariksa.
Sampah antariksa merupakan benda langit buatan manusia yang sudah tidak memiliki manfaat yang berarti, bahkan lebih banyak bahayanya. Sampah antariksa meliputi pecahan satelit dan roket, satelit yang tidak berfungsi, benda-benda yang terlepas dari satelit dan roket, baik yang disengaja, mau pun tidak disengaja, seperti mur, penutup lensa, dan lain-lain.
Berdasarkan penelitian, komposisi sampah antariksa adalah sebagai berikut :
- 17% berupa bagian badan roket
- 19% sampah berhubungan dengan aktivitas misi di antariksa.
- 22% berupa pesawat antariksa atau satelit yang tidak berfungsi.
- 42% berupa pecahan-pecahan atau sisa komponen ( bahan baker, baterai, cat yang mengelupas. )
Sampah antariksa berjumlah 11.000 objek berukuran lebih dari 10cm, dan 100.000 objek berukuran antara 1-10cm. letak sampah antariksa yang paling banyak, terdapat pada kawasan orbit rendah ( 2.000 km di atas permukaan bumi ).
Menurut badan antariksa Eropa, ESA dalam situs esa multimedia.esa.int menyatakan bahwa, sejak diluncurkannya satelit buatan pertama Sputnik ( 4 Oktober 1957 hingga 1 Januari 2008 ). Secara total, sudah ada 6.000 satelit yang beredar di orbit bumi. Namun, hanya sekitar 800 satelit saja yang masih aktif, dan sekitar 5.200 satelit lainnya, turut menjadi sampah antariksa dan tinggal bersama serpihan-serpihan sisa ledakan pesawat antaiksa dan benda langit lainnya.
Ancaman Sampah Antariksa
Sampai akhir abad ke 20, benda antariksa buatan manusia, dari ketinggian kurang dari 2.000 km mencapai sekitar 2.000 ton. Dari jumlah itu, 95% digolongkan menjadi sampah antariksa, dengan jumlah satelit aktif sekitar 5%.
Objek-objek tersebut mengorbit bumi dan saling bertemu dengan kecepatan rata-ata 10km/detik ( 36.000km/jam ). Jika mereka mengalami tabrakan antara satu dengan lainnya, maka mereka aan hancur menjadi kepingan-kepingan yang lebih kecil. Pada tahun 1960, jumlah satelit yang pecah hanya 1 satelit per tahun. Tetapi, sejak tahun 1980, sudah mencapai 5 satelit yang pecah per tahun.
Diperkirakan lebih dari 40 juta potongan dari pecahan satelit atau roket sangat membahayakan satelit aktif karena tidak terdeteksi oleh jaringan radar saat ini. Sampah antariksa berukuran sangat kecil, jumlahnya semakin banyak. Padahal, sampah halus ini berdampak negatif bagi satelit aktif. Untuk sampah berukuran 0,01mm – 1cm berdampak serius, apalagi jika terkena bagian-bagian yang sensitive. Satelit mikro adalah salah satu satelit yang bertabrakan dengan sampah antariksa yang berukuran besar hingga mengalami kerusakan yang serius.
Kasus tabrakan sebuah satelit telekomunikasi milik AS dengan sebuah satelit tua Rusia yang sudah tak berfungsi lagi membuat para ilmuwan antariksa prihatin. Hal ini tentu saja menguatkan fakta bahwa benda-benda yang termasuk sampah antariksa itu sangat berbahaya.
Kasus kerusakan lainnya juga dialami oleh pesawat ulang alik Chalenger 1983. Kaca pelindung pesawat itu harus diganti karena ditemukannya serpihan cat yang menabraknya. Ukuran serpihan cat tersebut sangat kecil, hanya sekitar 0,3 mm. Tetapi, karena diperkirakan kecepatan serpihan cat itu sangat tinggi, sekitar 14.000 km/jam, maka hal ini cukup mengganggu.
Untuk kasus antenna teleskop antariksa Hubble yang mengalami kerusakan akibat tumbukan sampah antariksa juga menambah daftar panjang kasus yang disebabkan oleh sampah antariksa. Akibatnya timbul lubang berukuran 1,9 cm x 1,7 cm.
Sampah antariksa tidak hanya berakibat buruk bagi benda-benda langit lainnya, namun juga adanya kemungkinan sampah tersebut jatuh ke bumi. Semakin rendah posisi orbit satelit atau sampah antariksa, semakin cepat pula kemungkinan untuk jatuh ke permukaan bumi.
Masa hidup satelit atau sampah antariksa bertahan pada orbitnya sangat bergantung pada hambatan atmosfer. Semakin rendah ketinggian satelit, hambatan atmosfer semakin besar karena semakin rapat.
Aktivitas matahari juga berkaitan dengan sampah antariksa. Sampah antariksa jatuh ke bumi akibat terjadinya efek pemuaian atmosfer karena peningkatan intensitas sinar ultra violet. Peningkatan aktivitas matahari juga dapat menyebabkan kerapatan atmosfer meningkat dan hambatan terhadap satelit juga meningkat. Satelit yang berada disekitar 1000 km akan mengalami perlambatan gerak akibat peningkatan kerapatan atmosfer sehingga akhirnya jatuh ke bumi. Jadi bisa disimpulkan bahwa factor yang menentukan adalah ketinggian satelit saat terjadinya pemuaian atmosfer.
Ketika aktivitas matahri mulai lemah, satelit atau sampah antariksa di ketinggian 600 km, akan mampu bertahan selama puluhan tahun. Namun, jika matahari aktif, satelit dan sampah antariksa tersebut hanya mampu bertahan selama 1 tahun. Saat Skylab jatuh pada tahun 1979, peningkatan aktivitas matahari yang melebihi perkiraan awal yang mempengaruhinya.
Menambahnya jumlah benda antariksa buatan manusia dan populasi antariksa, membuat potensi jatuhnya benda langit semacam sampah antariksa semakin besar. Data pantauan jaringan radar menunjukkan, bahwa setiap 2-3 hari, ada bekas satelit, atau sampah antariksa yang jatuh ke bumi. Untuk benda yang berukuran besar dan memiliki bobot beberapa puluh ton, rata-rata 2 minggu sekali, ada saja yang jatuh.
Bisa saja jika benda itu jatuh di lapangan terbuka yang tak akan menimbulkan korban jiwa. Tapi bukan tidak mungkin jika benda tersebut jatuh tepat di rumah warga. Hal ini tentu saja akan membahayakan dan merugikan bagi warga. Meskipun benda langit berpotensi kecil untuk membahayakan bumi beserta isinya, namun tak ada salahnya jika kita waspada dan tanggap menghadapiny.
Berdasarkan penelitian, kemungkinan seorang manusia terkena benda langit yang jatuh adalah 1 : 1.000.000.000.000. Sedangkan kemungkinan yang ada pada pesawat terbang untuk terkena benda langit tersebut adalah 1 : 10.000.000.
Sampai sejauh ini, memang belum ada laporan orang atau barang yang terkena benda jatuh dari antariksa. Bila terkena, tentu saja dampaknya sangat hebat. Karena benda yang jatuh dari antariksa mempunyai kecepatan sampai puluhan bahkan ratusan km/jam.
Melihat grafik profil jumlah sampah antariksa yang jatuh ke bumi di http://www.dirgantara-lapan.or.id/matsa/ . Terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan jumlah sampah antariksa yang jatuh pada tahun 2008 dibanding tahun sebelumnya. Namun, peningkatan sampah antariksa ini tak ada hubungannya dengan aktivitas matahari yang sedang memasuki siklus ke-24. Sampah antariksa yang tercipta pada tahun 2008 dan berada pada ketinggian yang cukup rendah, yaitu sekitar di bawah 500 km, sebagian besar telah jatuh ke bumi.
Benda langit sebesar kelapa, pernah jatuh di lahan gambut, daerah Pontianak. Peristiwa yang terjadi pada tahun 2003 di Pontianak, jatuh ke bumi dan membuat lubang mencapai kedalaman 2 meter. Menurut peneliti astronomi dan astro fisika, Thomas Jamaludin, benda langit seperti meteorit atau sampah antariksa yang jatuh ke bumi mencapai sekitar 25 ribu ton setiap tahunnya.
Sampah antariksa yang berukuran sekitar 1-10 cm, adalah sampah antariksa yang paling berbahaya. Hal ini disebabkan karena pelindung satelit hanya bisa menahan benturan benda kecil berukuran 1 cm. Sedangkan untuk benda atau sampah antariksa yang berukuran lebih besar, sekitar 10 cm, umumnya masih bisa dideteksi oleh sistem patroli antariksa, sehingga jika sampah antariksa atau benda langit tersebut mulai mengancam satelit, maka stasiun pengendali dapat segera melakukan langkah-langkah penyelamatan agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti terjadinya tabrakan antara satelit dan sampah antariksa.
Sampah antariksa tidak hanya mengganggu satelit, dan mengganggu teleskop antariksa, tetapi sampah antariksa juga berpotensi mengganggu kualitas hasil pengamatan dari bumi. Pada flat foto astronomi, terdapat goresan cahaya yang kemungkinan besar adalah ulah dari sampah antariksa. Sampai saat ini diketahui bahwa jumlah sampah antariksa yang terekam makin bertambah. Dikhawatirkan, dengan bertambahnya sampah antariksa yang ada di langit, akan mengganggu foto hasil pengamatan medan luas yang dipenuhi oleh goresan-goresan cahaya.
Gangguan akan adanya sampah antariksa juga dapat dirasakan pengamat bila pada saat pengukuran fotometrik terlintas cahaya sampah antariksa yang tepat masuk dalam medan pandang teleskop. Jika hal ini terjadi, hasil pengukuran menjadi sia-sia. Sampah antariksa berukuran sekitar 1 meter yang berada pada jarak orbit satelit geostasioner (sekitar 36.000 km) akan tampak seperti sebuah bintang sangat redup bermagnitudo 16.
Ini semua adalah suatu ancaman besar untuk kelangsungan hidup makhluk di bumi ini. Pengembangan teknologi untuk mengamati astronomi, mulai dikhawatirkan perkembangannya. Oleh karena itu, mereka kini harus bisa bersaing melawan pengembangan teknologi lainnya yang mulai mengancam secara perlahan. Jika sampah antariksa tidak dapat terkontrol lagi jumlahnya, maka kita yang hidup di bumi tidak akan mampu lagi untuk melihat dan mendengar isyarat-isyarat yang datang dari alam semesta.
The real solution
Dari beberapa sumber yang kami dapatkan ada beberapa cara untuk mengatasi sampah antariksa namun sebagian besar mengusulkan tentang pembersihan sampah dengan cara yang agak rumit dan biaya yang sangat mahal, sehingga sulit untuk merealisasikannya. Contohnya satelit gagal yang hampir menjadi sampah antariksa adalah satelit Palapa B2 saat peluncuran perdananya Februari 1984, satelit itu mengalami kerusakan teknis yang bekaiatan dengan motor apogee yang tidak berfungsi semestinya. Untungnya satelit gagal itu diambil kembali 10 bulan kemudian, oleh pesawak ulang alik dan bisa diperbaiki. Sehingga bisa diluncurkan kembali dan berfungsi, tapi biaya yang dikeluarkan cukup besar. Ada lagi breberapa cara seperti pencegahan pembuangan sampah yang harus dilakukan para perancang wahana antariksa. Sebaiknya benda-benda yang akan jadi sampah dibuang sebelum mencapai orbit, sehingga langsung jatuh ke bumi. Pencegahan juga dilakukan dengan mengurangi kemungkinan ledakan angkasa. Selain itu perlu dicari bahan bakar yang bebas debu, tidak seperti yang terjadi saat ini yang masih menyisakan debu halus alumunium oksida (Al3O2) .Bisa juga dengan merancang system untuk menjatuhkan sampah antariksa secara terencana atau membuang ke “zona sampah” pada akhir misinya. Langkah ini mempunyai dua tujuan sekaligus,menjamin keselamtan penghuni bumi jatuhkan sampah antariksa Menurut kami, sebelum sebuah benda langit buatan seperti satelit, roket dan benda lainnya dibuat, harus ada kejelasan tentang penggunaannya untuk apa, bahan-bahannya apa saja, pengujian terhadap benda langit itu bisa meminimalisir kegagalan fungsi karena jika gagal dapat berpotensi menjadi sampah anariksa baru, dan yang paling penting adalah benda tersebut akan diapakan setelah habis masanya, jangan sampai benda langit baru itu menjadi tambahan sampah yang menumpuk lagi di antariksa. Hal itu cukup logis dan bisa direalisasikan tanpa mengeluarkan biaya banyak, kesadaran akan pentingnya keamanan bumi menjadi tanggungjawab warga dunia, yang tidak pantas disandingkan dengan ego untuk membuat suatu benda yang belum tentu akan bermanfaat dan berguna.

Cuaca Antariksa

0 komentar
Cuaca antariksa meliputi kopling antara berbagai daerah yang terletak antara matahari dan bumi. Penelitian yang terkait dengan cuaca antariksa meliputi usaha yang insentif dalam memahami proses-proses fisis dasar yang mempengaruhi kondisi matahari, angin surya, magnetosfer, ionosfer dan atmosfer, terutama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan untuk memprakirakan cuaca antariksa. Studi tentang kopling antar daerah-daerah yang terkait harus terus dilakukan, ditambah dengan penelitian secara teoritis yang akan memperkuat model-model yang operasional.

Selasa, Desember 06, 2011

Astronom Kalkulasi Massa Lubang Hitam Terbesar

0 komentar
Lubang Hitam M87Berukuran 6,6 milyar massa tata surya, lubang hitam di pusat galaksi M87 merupakan lubang hitam terbesar di mana massa persisnya telah diukur.



Dengan menggunakan Teleskop Frederick C. Gillett Gemini di Mauna Kea, Hawaii, satu tim astronom mengkalkulasi massa lubang hitam tersebut, yang lebih besar dari lubang hitam yang berlokasi di pusat Bimasakti, yang berukuran sekitar 4 juta massa tata surya.

Astronom Karl Gebhardt dari Universitas Texas, Austin, mempresentasikan hasil penelitian tim tersebut pada hari Rabu, 12 Januari, dalam pertemuan ke-217 Perhimpunan Astronomi Amerika. Dia mengatakan bahwa horison lubang hitam tersebut, yang berukuran 20 milyar km, empat kali lebih besar dari orbit Neptunus dan tiga kali lebih besar dari orbit Pluto. Dengan kata lain, lubang hitam tersebut dapat "menelan" keseluruhan sistem tata surya kita.

Sebelumnya para astronom telah memperkirakan massa lubang hitam tersebut sekitar 3 milyar masa tata surya, jadi hasil mereka agak mengejutkan. Untuk mengkalkulasi massa lubang hitam itu, para astronom mengukur seberapa cepat bintang-bintang di sekitar mengorbit lubang hitam tersebut. Mereka menemukan bahwa, rata-rata bintang-bintang tersebut mengorbit dengan kecepatan hampir 500 km per detik (sebagai perbandingan, matahari mengorbit lubang hitam di pusat galaksi Bimasakti sekitar 220 km per detik). Dari pengamatan ini, para astronom bisa menyimpulkan perkiraan yang paling akurat dari massa lubang hitam yang super besar ini.

Para astronom menganggap bahwa lubang hitam M87 bertumbuh menjadi sangat besar dengan cara bergabung dengan beberapa lubang hitam lainnya. M87 merupakan galaksi terbesar di alam semesta dekat, dan diperkirakan terbentuk oleh penggabungan kurang lebih 100 galaksi-galaksi yang lebih kecil.

Walaupun lubang hitam tersebut berlokasi sekitar 50 juta tahun cahaya, dia dianggap sebagai tetangga kita dalam perspektif kosmologi. Oleh karena ukuran besar dan kedekatan relatifnya, para astronom menganggap bahwa itu merupakan lubang hitam pertama yang benar-benar dapat mereka "lihat". Sejauh ini, tak ada seorangpun yang pernah menemukan bukti pengamatan langsung lubang-lubang hitam. Keberadaan mereka disimpulkan dari bukti tak langsung, khususnya bagaimana mereka mempengaruhi sekitar mereka.

Lubang hitam M87 mungkin tidak akan lama mempertahankan gelarnya, karena para astronom berencana untuk melanjutkan mencari dan mengkalkulasi ukuran-ukuran banyak lubang hitam lainnya. Salah satu proyek yang direncanakan melibatkan penghubungan teleskop-teleskop dari seluruh dunia untuk mengamati alam semesta pada panjang gelombang yang lebih pendek dari 1 milimeter. Hal ini mungkin akan memperkenankan para ilmuwan untuk mendeteksi bayangan hitam dari lubang hitam M87 horison. Hal tersebut mungkin juga memperkenankan para ilmuwan untuk mengkalkulasi ukuran lubang hitam lain yang berlokasi di sebuah galaksi sekitar 3,6 milyar tahun cahaya.

Komet Mungkin Membawa Kehidupan Ke Bumi

0 komentar

Komet Mungkin Membawa Kehidupan Ke BumiKehidupan di Bumi mungkin berasal dari luar, menurut penelitian baru.



Simulasi komputer menunjukkan bahwa rantai panjang mengandung ikatan karbon-nitrogen bisa terbentuk selama kompresi cepat es komet. Pada proses pemuaian, rantai panjang tersebut putus dan membentuk kompleks-kompleks yang mengandung asam amino glisin yang merupakan pembangun protein.

Penelitian baru para ilmuwan di Laboratorium Nasional Lawrence Livermore (LNLL) menunjukkan bahwa komet-komet yang menabrak Bumi jutaan tahun yang lalu mungkin telah menghasilkan asam amino yang merupakan blok-blok pembangun kehidupan.

Asam amino sangat penting bagi kehidupan dan berfungsi sebagai blok-blok pembangun protein yang merupakan rantai-rantai linier asam amino.

Di edisi 12 September jurnal Nature Chemistry, Nir Goldman dari LNLL dan para koleganya menemukan bahwa melekul-molekul yang ditemukan pada komet-komet (seperti air, amonia, metanol dan karbon dioksida) mungkin saja menjadi pendorong kehidupan di Bumi. Timnya menemukan bahwa kompresi cepat dan pemanasan es komet yang menabrak Bumi bisa menghasilkan kompleks-kompleks yang menyerupai asam amino glisina.

Penelitian asal kehidupan pada mulanya memfokuskan pada produksi asam-asam amino dari bahan-bahan organik yang sudah ada di Bumi. Namun, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa kondisi atmosfer Bumi sebagian besar terdiri dari karbon dioksida, nitrogen dan air. Eksperimen pemanasan cepat dan berbagai perhitungan akhirnya membuktikan bahwa sintesis molekul-molekul organik yang diperlukan untuk menghasilkan asam amino tak akan terjadi pada tipe lingkungan ini.

"Ada suatu kemungkinan bahwa produksi atau pengiriman molekul-molekul prebiotik berasal dari sumber-sumber ekstraterestrial," kata Goldman. "Pada keadaan awal Bumi, kita tahu bahwa ada pemboman dahsyat komet-komet dan asteroid-asteroid yang membawa massa organik lebih besar dari yang mungkin sudah ada di Bumi."

Komet-komet memiliki ukuran yang berbeda-beda mulai dari 1,6 km sampai 56 km. Komet-komet berukuran demikian yang melewati atmosfer Bumi menjadi panas bagian luarnya tapi bagian dalamnya tetap dingin. Pada saat bertabrakan dengan permukaan planet, gelombang getaran dihasilkan karena kompresi mendadak.

Gelombang getaran bisa menghasilkan tekanan kuat dan suhu atau temperatur dengan tiba-tiba yang bisa mempengaruhi reaksi kimia dalam komet sebelum berinteraksi dengan lingkungan planet. Konsensus publik sebelumnya menyatakan bahwa pengiriman atau produksi asam amino dari peristiwa-peristiwa tabrakan ini adalah mustahil karena pemanasan tinggi (ribuan derajat Kelvin) dari tabrakan akan menghancurkan setiap molekul-molekul yang berpotensi membangun kehidupan. (1 Kelvin sama dengan 457 derajat Fahrenheit atau 236 derajat Celcius).

Namun, Goldman dan para koleganya mempelajari bagaimana suatu tabrakan di mana es ekstraterestrial menabrak planet dengan pukulan cepat bisa menghasilkan temperatur yang lebih rendah.

"Dalam situasi ini, bahan-bahan organik kemungkinan bisa disintesiskan di bagian dalam komet selama kompresi cepat dan bertahan dari tekanan dan temperatur tinggi," kata Goldman. "Begitu bahan yang terkompresi memuai, asam-asam amino stabil bisa bertahan terhadap interaksi dengan atmosfer planet atau lautan. Proses-proses ini bisa menghasilkan konsentrasi-konsentrasi spesies-spesies organik prebiotik yang ada di Bumi dari material-material yang berasal dari luar angkasa."

Dengan menggunakan simulasi molekular dinamis, tim LNLL mempelajari kompresi cepat dalam campuran es astrofisik prototipikal (mirip dengan komet yang menabrak Bumi) pada tekanan dan temperatur ekstrim. Mereka menemukan bahwa ketika material itu mengalami proses dekompresi, asam-asam amino pembentuk protein sangat mungkin terbentuk.

Materi Gelap di Matahari?

0 komentar
Materi Gelap di Matahari?Spektroskopi neutrino bisa memeriksa keberadaan materi gelap di Matahari



Bukti tentang adanya materi gelap berasal dari obyek-obyek besar, mulai dari yang berkaliber galaksi sampai ke struktur alam semesta itu sendiri. Namun sebuah naskah yang dipublikasikan di Science mengindikasikan bahwa kita bisa melihat pada sesuatu yang lebih kecil dan lebih dekat yaitu Matahari, jika kita mau mulai mencari tahu seperti apa gambaran materi gelap itu. Karena materi gelap berinteraksi melalui gravitasi, Matahari memiliki konsentrasi gravitasi terbesar di sekitar kita, dan naskah tersebut mengargumentasikan bahwa materi tambahan seharusnya mempengaruhi produksi neutrino dengan cara yang bisa dideteksi.

Naskah itu merupakan suatu Brevia (laporan pendek) dan teksnya bahkan tak sampai satu halaman penuh, tapi naskah tersebut mengintisarikan banyak informasi ke dalam halaman pendek itu. Pengarangya menunjukkan bahwa gravitasi Matahari akan menangkap materi gelap ketika bergerak melalui Bima Sakti dan dengan adanya partikel-partikel materi gelap ini di Matahari, setidaknya menimbulkan tabrakan-tabrakan lemah dan jarang dengan materi biasa. Partikel-partikel itu akhirnya akan terakumulasi di inti Matahari yang kemudian akan mempengaruhi reaksi fusi yang terjadi.

Menurut pemetaan Matahari saat ini, reaksi-reaksi berbeda terjadi pada kedalaman berbeda, dan hal ini akan bermuara pada distribusi neutrino yang tak sama yang dihasilkan oleh reaksi-reaksi ini. Materi gelap akan mengubah lokasi-lokasi reaksi ini dan menyebabkan perbedaan yang bisa dideteksi pada aliran neutrino yang keluar dari Matahari. Saat ini kita belum memiliki perangkat keras untuk mendeteksi perbedaan-perbedaan ini, tapi para peneliti mengatakan bahwa mereka akan segera memiliki observatorium neutrino.

Perlu diperhatikan bahwa pemetaan materi gelap surya yang mereka gunakan mengandung beberapa asumsi di luar interaksi dengan materi biasa, seperti massa partikel-partikel itu sendiri dan kemampuannya untuk saling menghilangkan satu sama lain dalam tabrakan. Namun para peneliti menunjukkan betapa berubahnya asumsi-asumsi ini bisa menghasilkan hasil yang signifikan berbeda. Hal in berarti bawa walaupun eksperimen yang akan dilakukan tidak menyediakan bukti yang meyakinkan tentang materi gelap, setidaknya mereka bisa mengemukakan beberapa pemetaan seperti apa sebenarnya partikel-partikel materi gelap itu.

Ukuran Asteroid Berpotensi Bahayakan Bumi

0 komentar

Ukuran Asteroid Berpotensi Bahayakan Bumi

Ukuran Asteroid BerbahayaObyek Dekat Bumi (ODB) adalah asteroid-asteroid atau komet-komet yang orbitnya kadang membuatnya dekat dengan orbit bumi. Oleh karenanya, sebuah ODB suatu hari bisa saja bertabrakan dengan bumi, dan ada hampir 7000 yang diketahui.



Obyek Dekat Bumi (ODB) merupakan berbagai asteroid yang orbitnya dekat dengan Bumi. Gambar asteroid Gaspra ini diambil melalui wahana antariksa Galileo. Walaupun bukan dalam kategori ODB, permukaan Gaspra menyerupai beberapa ODB. ODB juga kemungkinan besar merupakan tujuan para astronot. Para astronom SAO mengumumkan hasil pertama program terbesar sekarang sedang berlangsung untuk menentukan ukuran dan karakteristik ODB. Foto Courtesy NASA.

Benturan ODB yang bahkan berukuran 1 km saja bisa menghancurkan rata-rata satu propinsi. Peristiwa Tunguska tahun 1908 yang meratakan lebih dari 2000 kilometer per segi di Rusia diperkirakan disebabkan oleh sebuah asteroid yang berdiameter hanya sekitar 60 meter. Oleh karenanya perwakilan rakyat AS memberikan mandat dalam waktu 10 tahun untuk membuat daftar 90% total ODB yang diameternya lebih besar dari 140 meter.

Pada umumnya gampang mendeteksi sebuah ODB dalam cahaya yang kelihatan dengan cara memperhatikan pergerakannya melewati langit dari malam ke malam. Namun, mendapatkan ukurannya lebih sulit. Masalahnya ialah terang optik ODB merupakan hasil dari baik ukuran maupun albedo/reflektifitasnya, dan tidak mungkin untuk menentukan sebuah ukuran asteroid hanya dari terang optiknya saja. Sejauh ini, hanya sekitar 1,5% ODB yang telah diukur, dan banyak di antaranya pada umumnya berukuran besar. Para astronom memprediksikan bahwa ada lebih dari sepuluh kali lipat ODB yang diameternya berukuran 100 meter dari yang diameternya 1 km, karena skala kerusakan perkiraan kasarnya seperti volume asteroid itu, ukuran 100 meter lebih kurang 1000 kali lipat merusak.

Para ahli astronomi CfA Joe Hora, Giovanni Fazio, Howard Smith, dan Tim Spahr membentuk sebuah tim yang terdiri dari enam astronom untuk mempelajari ODB pada ukuran gelombang inframerah di mana ODB memancarkan radiasinya sendiri juga memantulkan sinar matahari. Terang inframerah ketika digabungkan dengan nilai optik memungkinkan para ilmuwan untuk mengambil kesimpulan tentang ukuran dan reflektifitas atau albedo. Lagi pula, karena albedo perupakan bagian dari karakteristik permukaan asteroid dan komposisi mineralogi, hasilnya membantu untuk menentukan sifat asteroid, dan dari hal tersebut mungkin bisa diketahui dari mana asalnya dalam tata surya, dan bagaimana perkembangannya.

Dengan menggunakan Kamera Susunan Inframerah pada Teleskop Luar Angkasa Spitzer, tim itu telah menjalankan sebuah rogram untuk mendapatkan karakter dari 700 ODB. Itu merupakan peningkatan dramatis dari jumlah yang sekarang diketahui. Pada ulasan pertama mereka pada proyek yang berjalan ini, tim tersebut mengumumkan hasil pertama yaitu hampir setengah obyek-obyek itu berdiameter lebih kecil dari satu kilometer, dan yang terkecil hanya sekitar 90 meter.

Mereka melaporkan bahwa data tersebut sejauh ini menunjukkan bahwa ODB terkecil tak hanya berlimpah, nampaknya mereka telah melewati proses dalam tata surya yang membuatnya agak kurang banyak dari pada yang diharapkan memperhitungkan kemungkinan statistik ODB besar. Tidak kurang para astronom menyimpulkan dari kondisi permukaan bahwa asteroid-asteroid kecil ini mungkin masih baru, mungkin bahkan lebih kurang dari satu juta tahun. Hasil tersebut merepresentasikan suatu kontribusi dramatis bagi tantangan yang diberikan oleh perwakilan rakyat AS untuk membuat daftar ODB yang berpotensi membahayakan, dan meningkatkan pemahaman kita tentang proses fisik yang telah membentuk tata surya sejak terbentuk 5 milyar tahun lalu.

Medan Magnet Berjalan Ditemukan

0 komentar
pancaran partikel lubang hitamMedan "benih" bisa memecahkan misteri galaksi



Pancaran partikel dari lubang hitam raksasa sebuah galaksi dalam karya seni.
Gambar: karya Paolo Padovani, ESA, NASA, AVO

Medan magnet lemah berjalan/bergerak melewati alam semesta menurut sebuah penelitian baru yang mungkin bisa memecahkan misteri dari mana datangnya medan magnet besar di seputar galaksi-galaksi.

Berbagai galaksi seperti Bima Sakti masing-masing memiliki medan magnet berskala besar . Walaupun medan magnet ini lebih lemah dibandingkan dengan medan planet, para ilmuwan berpikir bahwa berbagai versi galaktik membantu membangun formasi bintang, mengawal sinar kosmik, dan mengatur kedinamisan gas antar-bintang.

Kebanyakan para ilmuwan meyakini bahwa medan magnet yang lebih kuat dari galaksi-galaksi "dewasa" berkembang dari medan "benih" yang lemah. Namun tidaklah jelas dari mana medan yang lebih tua ini berasal.

Dua teori terkemuka: Medan benih tercipta dari pergerakan gas terstimulasi di berbagai protogalaksi, atau mereka dihasilkan di luar galaksi oleh proses yang tak kelihatan pada permulaan jagad raya.

Pengamatan baru yang dilakukan dengan Fermi Gamma-ray Space Telescope NASA mendukung gagasan bahwa benih-benih itu semuanya ada di sana, bahkan sebelum terciptanya galaksi.

Berdasarkan data Fermi, "kami menemukan bahwa medan-medan magnet lemah ini seharusnya ada di mana saja. Mereka harus berada di luar galaksi-galaksi, mengisi keseluruhan alam semesta, bahkan ketika tak ada galaksi, tak ada bagian-bagian, tak ada apa pun," kata penulis bersama penelitian Andrii Neronov dari Universitas Jenewa bagian ISDC Centre for Astrophysics di Swiss, seperti yang dilansir oleh National Geographic.

Karena berbagai penemuan baru menyatakan bahwa medan-medan bisa terbentuk di luar galaksi-galaksi, "mungkin berbagai medan magnet itu tercipta sebelum galaksi terbentuk," kata Neronov.

Menabur Benih untuk Medan-Medan Galaktik

Menurut teori, medan-medan benih purba bisa saja tercipta dari partikel-partikel terstimulasi yang termuntahkan selama kejadian-kejadian keras seperti ledakan supernova.

Pada akhirnya, teori itu mengatakan, satu medan benih dapat membesar di dalam satu galaksi, karena putaran pelan galaksi menyebabkan partikel-partikel terstimulasi dan gas-gas menjadi searah pada garis-garis medan magnet benih.

Akan tetapi medan-medan benih lain akan tetap berjalan melewati ruang antar galaksi dan itulah yang menurut Neronov dan rekan-rekannya telah mereka temukan.

Lebih tepatnya, tim itu melihat suatu kekurangan energi sangat tinggi sinar gamma dalam data Fermi di blazars yang merupakan galaksi-galaksi dengan lubang hitam super besar pada bagian tengahnya yang memuntahkan pancaran partikel hampir sama dengan kecepatan cahaya.

Sinar gamma yang sampai ke bumi dari blazars seharusnya ada pada level energi tertentu. Tapi sinar gamma yang dilihat oleh tim Neronov nampaknya telah dilucuti sebagian kekuatannya, yang tepatnya akan terjadi jika sinar gamma beinteraksi dengan medan magnet lemah dalam perjalanannya.

Para peneliti itu kemudian memetakan apa yang terjadi ketika sinar gamma menabrak foton, atau partikel ringan. Mereka menemukan bahwa tabrakan menghasilkan berkas aktifitas elektromagnetik.

"Apa yang kami deteksi bisa saja permulaan medan lemah ini, dan itu dapat memecahkan masalah dari mana asal medan magnet di Bima Sakti dan galaksi lain, karena sekarang kita bisa mengetahui kondisi permulaannya," kata Neronov.

Misteri-misteri Magnetis Tetap Ada

Para ilmuwan tidak yakin proses-proses energi tinggi mana yang mungkin menciptakan medan-medan magnetik pertama di alam semesta muda tanpa galaksi, walaupun tak kekurangan contoh.

Juga tak jelas apakah medan-medan benih berjalan memainkan peranan dalam formasi selanjutnya berbagai galaksi dan bagian-bagian galaksi, karena intensitas medan harus diukur dengan pasti.

"Secara umum, Saya cenderung berpikir bahwa mereka tidak memainkan peranan penting dalam pembentukan galaksi-galaksi, karena mereka terlalu lemah" pada level rendah yang diobservasi tim Fermi, kata Neronov.

Kategori Terkait:
Informasi Terkait:

Asteroid Membawa Air Ke Bumi?

0 komentar
Air yang membeku pada asteroid mungkin merupakan hal yang lebih wajar dari yang pernah dianggap sebelumnya, menurut penelitian baru yang akan membantu mendukung gagasan bahwa asteroid membawa kunci utama kehidupan ke Bumi.

Asteroid Membawa Air ke Bumi
Air mungkin dibawa asteroid ke Bumi - Foto Alamy

Es air dan molekul-molekul organik yang membantu pembentukan dasar kehidupan telah ditemukan pada asteroid kedua yang disebut Cybele 65 oleh para astronom.

Penemuan tersebut dilaporkan dalam sebuah pertemuan para ilmuwan planet di Pasadena, di mana para ilmuwan mengatakan bahwa keberadaan es tersebut ikut mendukung teori-teori yang mengatakan bahwa kehidupan di Bumi berasal dari luar angkasa setelah dibawa ke sini oleh asteroid-asteroid.

Para peneliti mendapatkan penemuan yang sama pada bulan April tahun ini ketika mereka menemukan bukti pertama es pada asteroid bernama Themis 24.

Kedua asteroid ini dan penemuan terakhir ditemukan pada sabuk asteroid yang berada di antara Mars dan Jupiter.

"Penemuan ini mengindikasikan bahwa bagian tata surya kita memiliki kandungan es air lebih banyak dari yang diperkirakan," kata Profesor Humberto Campins yang merupakan seorang astronom dari Universitas Florida Tengah yang memimpin tim peneliti tersebut seperti yang dilansir oleh Telegraph.

"Hal ini mendukung teori bahwa asteroid-asteroid mungkin menghantam Bumi sekaligus membawa persediaan air serta blok-blok pembangun kehidupan untuk terbentuk dan berevolusi di planet kita."

Profesor Campins mempresentasikan penemuannya pada pertemuan tahunan Divisi Sains Planet Perkumpulan Astronomi Amerika di Pasadena, California.

Asteroid Cybele 65 yang berdiameter 289 km agak lebih besar dari asteroid Themis 24 yang berdiameter 199 km.

Kategori Terkait:
Informasi Terkait:

Materi Gelap Eldorado

0 komentar
Obyek Dekat Bumi (ODB) adalah asteroid-asteroid atau komet-komet yang orbitnya kadang membuatnya dekat dengan orbit bumi. Oleh karenanya, sebuah ODB suatu hari bisa saja bertabrakan dengan bumi, dan ada hampir 7000 yang diketahui.

Obyek Dekat Bumi (ODB) merupakan berbagai asteroid yang orbitnya dekat dengan Bumi. Gambar asteroid Gaspra ini diambil melalui wahana antariksa Galileo. Walaupun bukan dalam kategori ODB, permukaan Gaspra menyerupai beberapa ODB. ODB juga kemungkinan besar merupakan tujuan para astronot. Para astronom SAO mengumumkan hasil pertama program terbesar sekarang sedang berlangsung untuk menentukan ukuran dan karakteristik ODB. Foto Courtesy NASA.

Ukuran Asteroid Berbahaya

Benturan ODB yang bahkan berukuran 1 km saja bisa menghancurkan rata-rata satu propinsi. Peristiwa Tunguska tahun 1908 yang meratakan lebih dari 2000 kilometer per segi di Rusia diperkirakan disebabkan oleh sebuah asteroid yang berdiameter hanya sekitar 60 meter. Oleh karenanya perwakilan rakyat AS memberikan mandat dalam waktu 10 tahun untuk membuat daftar 90% total ODB yang diameternya lebih besar dari 140 meter.


Pada umumnya gampang mendeteksi sebuah ODB dalam cahaya yang kelihatan dengan cara memperhatikan pergerakannya melewati langit dari malam ke malam. Namun, mendapatkan ukurannya lebih sulit. Masalahnya ialah terang optik ODB merupakan hasil dari baik ukuran maupun albedo/reflektifitasnya, dan tidak mungkin untuk menentukan sebuah ukuran asteroid hanya dari terang optiknya saja. Sejauh ini, hanya sekitar 1,5% ODB yang telah diukur, dan banyak di antaranya pada umumnya berukuran besar. Para astronom memprediksikan bahwa ada lebih dari sepuluh kali lipat ODB yang diameternya berukuran 100 meter dari yang diameternya 1 km, karena skala kerusakan perkiraan kasarnya seperti volume asteroid itu, ukuran 100 meter lebih kurang 1000 kali lipat merusak.

Para ahli astronomi CfA Joe Hora, Giovanni Fazio, Howard Smith, dan Tim Spahr membentuk sebuah tim yang terdiri dari enam astronom untuk mempelajari ODB pada ukuran gelombang inframerah di mana ODB memancarkan radiasinya sendiri juga memantulkan sinar matahari. Terang inframerah ketika digabungkan dengan nilai optik memungkinkan para ilmuwan untuk mengambil kesimpulan tentang ukuran dan reflektifitas atau albedo. Lagi pula, karena albedo perupakan bagian dari karakteristik permukaan asteroid dan komposisi mineralogi, hasilnya membantu untuk menentukan sifat asteroid, dan dari hal tersebut mungkin bisa diketahui dari mana asalnya dalam tata surya, dan bagaimana perkembangannya.

Dengan menggunakan Kamera Susunan Inframerah pada Teleskop Luar Angkasa Spitzer, tim itu telah menjalankan sebuah rogram untuk mendapatkan karakter dari 700 ODB. Itu merupakan peningkatan dramatis dari jumlah yang sekarang diketahui. Pada ulasan pertama mereka pada proyek yang berjalan ini, tim tersebut mengumumkan hasil pertama yaitu hampir setengah obyek-obyek itu berdiameter lebih kecil dari satu kilometer, dan yang terkecil hanya sekitar 90 meter.

Mereka melaporkan bahwa data tersebut sejauh ini menunjukkan bahwa ODB terkecil tak hanya berlimpah, nampaknya mereka telah melewati proses dalam tata surya yang membuatnya agak kurang banyak dari pada yang diharapkan memperhitungkan kemungkinan statistik ODB besar. Tidak kurang para astronom menyimpulkan dari kondisi permukaan bahwa asteroid-asteroid kecil ini mungkin masih baru, mungkin bahkan lebih kurang dari satu juta tahun. Hasil tersebut merepresentasikan suatu kontribusi dramatis bagi tantangan yang diberikan oleh perwakilan rakyat AS untuk membuat daftar ODB yang berpotensi membahayakan, dan meningkatkan pemahaman kita tentang proses fisik yang telah membentuk tata surya sejak terbentuk 5 milyar tahun lalu.


Galaksi yang berada dekat dengan galaksi kita tercatat memiliki intensitas terpadat massa misterius.

Materi Gelap
Beberapa pengamatan memastikan bahwa dibandingkan dengan galaksi lain, sekelompok bintang redup di belakang galaksi Bima Sakti memiliki kepadatan tertinggi materi gelap yaitu materi tak kelihatan yang diyakini merupakan 83 persen dari total massa jagad raya.


Penemuan ini yang dilaporkan pada 28 Juli di arXiv.org oleh Joshua Simon dari Observatorium Carnegie di Pasadena, California, bersama Marla Geha dari Universitas Yale dan rekan-rekan mereka, menyediakan sumber yang besar bagi para astronom yang mencoba untuk mengungkap sifat materi gelap.

Ketika para astronom menemukan galaksi Segue 1 pada tahun 2007, mereka tidak yakin itu adalah sebuah galaksi, mungkin hanya sekelompok bintang yang keluar dari galaksi kecil Sagittarius. Namun observasi menggunakan teleskop Keck II di atas Mauna Kea Hawaii sekarang memastikan status Segue 1 sebagai sebuah galaksi karena bintang-bintangnya memiliki komposisi kimia yang berbeda-beda, kata Simon.

Observasi yang dilakukan menggunakan Teleskop Anglo-Australia dekat Coonabarabran, Australia, juga menemukan keanekaragaman komposisi bintang di Segue 1, seperti yang dilaporkan oleh tim yang di antaranya adalah Rosemary Wyse dari Universitas Johns Hopkins di Baltimore dalam sebuah artikel yang diterbitkan di arXiv.org pada awal bulan Agustus.

Setelah memeriksa komposisi bintang-bintang, tim itu mengkalkulasi jumlah total massa di Segue 1, baik materi gelap yang tak kelihatan maupun jumlah kecil bintang redup yang kelihatan, dengan mengukur kecepatan pergerakan bintang-bintang tersebut. Semakin cepat bintang-bintang tersebut mengorbit dekat pusat Segue 1, semakin berat galaksi tersebut.

Tim tersebut menemukan bahwa walaupun bintang-bintang di Segue 1 memiliki massa gabungan lebih dari sekitar 1.000 massa matahari, massa keseluruhan galaksi sekitar 500 kali lebih besar. "Hal itu menginformasikan bahwa Segue 1 hampir keseluruhannya terdiri dari materi gelap," kata Simon.

Segue 1 tak hanya didominasi oleh materi gelap tapi juga padat. Kepadatan materi gelapnya lebih tinggi dari galaksi manapun yang diketahui selama ini. Kepadatan tinggi galaksi itu dan jarak dekatnya dengan Bumi, sekitar 80.000 tahun cahaya, membuatnya menjadi tempat yang ideal sebagai alasan penelitian materi gelap.

"Sangat penting untuk mengetahui sifat-sifat materi gelap galaksi," kata Wyse. Galaksi seperti Segue 1 yang memiliki jumlah kecil materi kelihatan untuk mengganggu materi gelap dengan gravitasi, merupakan tempat terbaik untuk mengungkap distribusi dan sifat sebenarnya dari materi tak terlihat itu.

Lagi pula, komposisi kimia primitif beberapa bintang di Segue 1 bisa memberikan informasi tentang formasi dan evolusi beberapa bintang tertua di alam semesta.

Seperti halnya partikel materi dan antimateri bisa saling menghilangkan satu sama lain dalam interaksinya untuk menghasilkan jumlah besar sinar gama, begitu pula partikel-partikel materi gelap saling menghilangkan satu sama lain, tergantung dari apa tepatnya materi tak terlihat itu terbuat. Menurut teori, semakin tinggi kepadatan materi gelap, semakin tinggi rasio penghancuran.

Teleskop antariksa Sinar Gama Fermi, begitu juga dengan teleskop-teleskop bumi yang merekam radiasi kuat yang mungkin dikarenakan penghancuran atau anihilasi, seharusnya oleh karena itu menjadikan galaksi tersebut sebagai target utama, kata Simon." Satu deteksi penghancuran materi gelap akan menjadi terobosan baru baik bagi Astronomi maupun Fisika Partikel, dan langkah pertama ialah mencari tahu di mana tempatnya," ujarnya.

Kumpulan Link Astronomi

0 komentar
Kumpulan Artikel Ilmu Pengetahuan ANTARIKSA


 
Kumpulan Link Astronomi



Misi Wahana Antariksa
2001 Mars Odyssey
http://mars.jpl.nasa.gov/odyssey/
Apollo Program
http://www.ksc.nasa.gov/history/apollo/apollo.html
First Apollo Landing
http://www.ksc.nasa.gov/history/apollo/apollo-11/apollo-11.html
Cassini-Huygens Project
http://sci.esa.int/huygens/
Chandra X-Ray Observatory
http://chandra.harvard.edu/
Galileo Mission
http://www.jpl.nasa.gov/galileo/
http://nssdc.gsfc.nasa.gov/planetary/galileodata.html
http://ccf.arc.nasa.gov/galileo_probe/
International Space Station
http://spaceflight.nasa.gov/station/index.html
Lunar Prospector Mission
http://lunar.arc.nasa.gov
Mars Climate Orbiter
http://mpfwww.jpl.nasa.gov/msp98/
Mars Exploration
http://mars.jpl.nasa.gov/
Mars Global Surveyor
http://mpfwww.jpl.nasa.gov/mgs/
Mars Pathfinder Mission
http://mpfwww.jpl.nasa.gov/default.html
Mir Space Station
http://www.maximov.com/Mir/homepage.asp
http://liftoff.msfc.nasa.gov/rsa/mir.html
Fenomena Astronomis
Planetary Super Conjunction
http://www.griffithobs.org/SkyAlignments.html
Shoemaker-Levy 9 Collisions
http://www.jpl.nasa.gov/sl9/
http://www.seds.org/billa/tnp/sl9.html
Process Of Planetary Formation
http://www.psi.edu/projects/planets/planets.html
Objek Astronomi:
Extrasolar Planet
http://www.jtwinc.com/Extrasolar/
http://cfa-www.harvard.edu/afoe/espd.html
http://www.princeton.edu/~willman/planetary_systems/
Gas-Giant Planet
http://www.seds.org/billa/tnp/overview.html#gas_p
Kuiper Belt Objects
http://www.ifa.hawaii.edu/faculty/jewitt/kb.html
Asosiasi dan Lembaga Riset

American Astronomical Society
http://www.aas.org/
Deep Near Infrared Survey
http://www-denis.iap.fr/denis.html
European Space Agency
http://www.esrin.esa.it/
Lunar and Planetary Institute in Houston
http://www.lpi.usra.edu/lpi.html

National Aeronautics and Space Administration (NASA)
http://www.nasa.gov
National Space Biomedical Research Institute
http://www.nsbri.org/
Sloan Digital Sky Survey
http://www.sdss.org/
The Minor Planet Center
http://cfa-www.harvard.edu/cfa/ps/mpc.html
Two Micron All-Sky Survey
http://www.ipac.caltech.edu/2mass/
Situs Astronomi Untuk Pemula
Bad Astronomy
Meluruskan kesalahan konsepsi tentang astronomi dikalangan umum

Astronomy Picture of the Day
Foto-foto astronomis dengan penjelasannya, dilengkapi dengan link yang relevan serta arsip yang lengkap.

Astronomy Cafe
Kumpulan Artikel dan Link berkenaan dengan astronomi

Ask the Astronomer
Jawaban pertanyaan anda oleh para astronom. Situs ini memiliki arsip dari ribuan pertanyaan yang telah terjawab.
Views of the Solar System
Koleksi multimedia dari anggota-anggota tata surya, wahana antariksa, serta informasi-informasi astronomi lainnya untuk keperluan pendidikan.
Observatorium
Observatorium (observatory), dalam bahasa "awam" biasa disebut peneropongan bintang, walaupun pada kenyataannya abjek pengamatan di observatorium bukan hanya berupa bintang namun juga objek-objek spesifik seperti planet,komet, bahkan juga matahari.

Hingga saat ini di Indonesia baru terdapat dua buah observatorium, yaitu
Observatorium Bosscha di Lembang (Jawa Barat) yang dikelola oleh Jurusan Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung serta Observatorium Matahari Watukosek (Watukosek Solar Observatory/WKSO) di Gempol, Pasuruan (Jawa Timur) yang khusus memusatkan penelitiannya pada matahari. Observatorium ini dikelola oleh Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN).

Di website sebuah observatorium, umumnya anda bisa menemukan data tentang spesifikasi teknis teleskop yang digunakan, peralatan penunjang yang dimiliki, dan terkadang juga ringkasan hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan disana serta tidak ketinggalan koleksi foto-foto objek yang berhasil diamati.

Berikut adalah koleksi link ke beberapa observatorium besar di seluruh dunia yang berhasil dikumpulkan, diurut berdasarkan abjad.